Contoh Laporan Best Practice PKP Seni Budaya SMP 2019

Contoh laporan best practice SMP akan kami bagikan pada postingan ini, adapun guru sasaran mata pelajarannya ialah seni budaya pada kegiatan diklat PKP 2019.

Tugas lk-9 ini dibuat dengan menggunakan sistematika penulisan best practice yang tertuang dalam petunjuk penulisan PKP 2019.

Adapun judul yang diambil ialah : Peningkatan kreativitas menggambar melalui pemanfaatan keunikan objek alam sekita pada siswa kelas 7 SMP Negeri....

Contoh laporan lengkapnya silahkan lihat dibawah ini dan bisa juga didownload menggunakan link unduhan yang telah kami sediakan diakhir artikel.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan best practice dengan judul “Peningkatan Kreativitas Menggambar Melalui Pemanfaatan Keunikan Objek Alam Sekitar  Pada Siswa Kelas VII Di SMP Negeri”.

Best practice ini disusun dalam rangka pengumpulan salah satu tugas Peningkatan Kompetensi Pembelajaran ( PKP ) Berbasis Zonasi.

Dalam proses penyusunan best practice ini, tidak terlepas dari dukungan, bimbingan, arahan, dan masukan dari berbagai pihak. Sebagai bentuk penghargaan, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan laporan aktualisasi ini secara langsung maupun tidak langsung, yaitu kepada:

  1. Allah SWT atas rahmat dan berkah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan best practice.
  2. Keluarga tercinta, yang terdiri dari kedua orang tua, suami, dan saudara yang senantiasa memberikan dukungan moril dan materiil dalam menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan dan kewajiban pada pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kompetensi Pembelajaran ( PKP ) berbasis zonasi ini.;
  3. Bapak Selaku Pengawas Pembimbing kegiatan Peningkatan Kompetensi Pembelajaran ( PKP ) berbasis zonasi ini ;
  4. Bapak Selaku kepala sekolah SMPN yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingannya dalam menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan dan kewajiban pada pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kompetensi Pembelajaran ( PKP ) berbasis zonasi ini;
  5. Ibu Imas Kurniawati, S.Pd. selaku Guri Inti (GI) yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama kegiatan PKP.
  6. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian tugas best practice ini;

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi penulis dan bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini. 

Desembar 2019

 

 

Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

BIODATA PENULIS

KATA PENGANTAR …………………………………………………......…. i

DAFTAR ISI …………………………………………..…………………........ ii

BAB I PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah ………………………………………….......…. 1
  2. Jenis Kegiatan……………………………………………….................... 2
  3. Manfaat Kegiatan…………….. ……………………………………......… 2

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

  1. Tujuan dan Sasara………………………….. ……………………........... 4
  2. Bahan/Materi Kegiatan………………………. ……………....…....…… 4
  3. Metode/ Cara Melaksanakan Kegiatan……….......................................... 4
  4. Alat dan Instrumen …………..…………………………………............. 5
  5. Waktu dan Tempat Kegiatan …………………….………....................... 6

BAB III HASIL KEGIATAN

  1. Hasil…..………………………..………………………………….......... 7
  2. Masalah Yang Dihadapi………….…..………………….……................ 8
  3. Cara Mengatasi MasalahS………………………………………..……... 8

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI

  1. Simpulan….………………………………..…………………………….9
  2. Rekomendasi….………………………………..……………………...…9 

 

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan hendaknya mampu menghasilkan individu yang dapat menghadapi tantangan abad ke-21. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 ditegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 mengamanatkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pentingnya mengajarkan dan mengembangkan motivasi peserta didik untuk berkreativitas dipandang sebagai sesuatu yang penting dalam proses pembelajaran.

Pada saat inilah keahlian guru sebagai pangkal suksesnya proses pendidikan, dituntut memiliki keahlian dan kreativitas yang tinggi sehingga mampu membuat proses pembelajaran sesuai dengan yang diamanatkan. Keberhasilan dalam pembelajaran Seni Budaya salah satunya terletak pada masih kurangnya motivasi peserta didik untuk mengeluarkan kreativitas dalam bidang Seni Rupa yaitu mengekspresikan diri dalam karya mengambar. Akibatnya, proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam berekspresi berkarya seni lukis belum maksimal. Selama proses pembelajaran banyak siswa yang terlihat dan mengaku mengalami kesulitan belajar. Kesulitan ini antara lain disebabkan siswa masih bingung dalam menuangkan dan menentukan imajinasi dalam objek menggambar dan merasa tidak memiliki bakat dalam membuat karya seni lukis.

Akibat dari permasalahan tersebut minat siswa rendah untuk berkarya seni lukis dan akhirnya hasil belajarnya pun masih rendah.

Mengingat rendahnya minat dan hasil belajar siswa serta kenyataan bahwa kesulitan siswa dalam berekspresi berkarya seni lukis, penulis memutuskan untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Perbaikan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan keunikan alam sekitar sebagai wawasan siswa untuk mencurahkan dan menentukan objek gambar dalam berkarya seni lukis, serta dalam meningkatkan kemampuan berekspresi berkarya seni lukis.

Bertolak dari uraian di atas, penulis bermaksud melaporkan hasil pembelajaran ini dalam laporan best practice dengan meningkatkan kreativitas siswa melalui pemanfaatan keunikan alam sekitar sebagai wawasan siswa telah berhasil meningkatkan minat dan hasil belajar siswa secara signifikan. Bahkan, penulis berkeyakinan pembelajaran yang dilakukan penulis merupakan pembelajaran yang telah meningkatkatkan kreativitas siswa terbaik yang pernah penulis lakukan baik dari segi proses dan hasil belajar. Oleh karena itu penulis melaporkan perbaikan pembelajaran tersebut sebagai kegiatan best practice berjudul “Peningkatan Kreativitas Menggambar Melalui Pemanfaatan Keunikan Objek Alam Sekitar  Pada Siswa Kelas VII Di SMP Negeri.

  1. Jenis Kegiatan

Kegiatan yang dilaporkan dalam best pracitice ini adalah kegiatan pembelajaran yang telah meningkatkan kreativitas menggambar siswa melalui pemanfaatan keunikan objek alam sekitar yang telah terbukti membuat proses dan hasil belajar dalam meningkatkan kreativitas menggambar siswa menjadi baik.

  1. Manfaat Kegiatan

Adapun manfaat dari kegiatan perbaikan pelaksanaan pembelajaran ini antara lain :

  1. Bagi Diri Sendiri
  • Mampu menjadi guru yang kompeten dan bekerja secara profesional sesuai dengan tugas dan fungsinya.
  1. Bagi Siswa
  • Mampu menigkatkan kemampuan dan Kreativitasdalam pembelajaran Seni Budaya
  • Mampu mengahadapi tantangan abad ke-21

 

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

  1. Tujuan dan Sasaran

Tujuan penulisan praktik ini adalah untuk mendeskripsikan praktik pembelajaran penulis dalam menerapkan pembelajaran berorientasi higher order thiking skills (HOTS).

Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas VII semester 1 di SMP Negeri sebanyak 32 orang.

  1. Bahan/Materi Kegiatan

Bahan yang digunakan dalam praktik pembelajaran ini adalah materi 

kelas VI untuk tema Menggambar Flora, Fauna, Alam Benda dan model Manusia berikut ini.

Seni Budaya

KD

Kompetensi Pengetahuan

3.1. Memahami unsur, prinsip, teknik dan prosedur menggambar flora, fauna, alam benda dan model manusia dengan berbagai bahan

 

KD

Kompetensi Keterampilan

4.1 Menggambar flora, fauna, alam benda, dan model (manusia)

 

  1. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan

Metode/Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran Discover Learning.

Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik pembelajaran yang telah dilakukan penulis.

  1. Pemetaan KD

Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat diterapkan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas VII, peulis memilih tema menggambar untuk membelajarkan pasangan KD 3.1-4.1 muatan Seni Budaya; di kelas VII semester 1.

  1. Analisis Target Kompetensi

Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.

Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar ( KI 4 )

Materi Pokok

3.1 Memahami unsur,prinsip,teknik dan prosedur menggambar flora, fauna, alam benda dan model manusia dengan berbagai bahan

4.1 Menggambar flora, fauna, alam benda, dan model (manusia)

1. Pengertian Menggambar

2. Objek Menggambar flora, fauna dan alam benda

3. Teknik menggambar

 

  1. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi

Seni Budaya

 3.3.1

Menjelaskan tentang unsur, prinsip, teknik dan prosedur menggambar flora, fauna, alam benda, dan model (manusia)

 4.3.1

Menggambar unsur, prinsip, teknik kering dan basah serta prosedur menggambar flora, fauna, alam benda dan model (manusia)

 

  1. Pemilihan Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang dipilih adalah Discovery Learning.

  1. Pengembangan Desain Pembelajaran

Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak pembelajaran.

  1. Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Berdasarkan hasil kerja 1 higga 5 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKS, dan instrumen penilaian.

  1. Alat/ Instrumen

Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (a) contoh video keunikan objek alam flora, fauna, alam benda dan model manusia hasil editan dan (c) lembar kerja siswa (LKS).

Instrumen yang digunakan dalam praktik pembelajaran ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan (c) tes tulis uraian singkat.

  1. Waktu dan Tempat Kegiatan

Praktik pembelajaran ini dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2019 bertempat di kelas VII J SMP Negeri.

BAB III

HASIL KEGIATAN

  1. Hasil

Hasil yang dapat dilaporkan dari praktik ini diuraikan sebagai berikut.

  1. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Discovery Learning megharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
  2. Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge.

Setelah membaca, megapresiasi serta memahami prosedur dalam teknik pembuatan karya seni lukis dengan pemilihan keunikan objek alam sekitar, peserta didik juga memahami proses dan tahapan pembuatan karya seni lukis. Pemahaman ini menjadi dasar siswa dalam meningkatkan kreativitas peserta didik dalam mengekspersikan diri dalam berkarya seni lukis.

  1. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.

Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran.

Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan), membuat siswa cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru.

Berbeda kondisinya dengan praktik pembelajaran berorientasi HOTS dengan menerapkan Discovery Learning ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang konsep dan teknik membuat karya seni lukis melalui pemanfaatan keunikan alam sekitar ini benar-benar dibangun oleh siswa melalui pengamatan dan diskusi yang meuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis.

  1. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning juga meningkatkan kemampuan siswa dalam mencari penyelesaian pembelajaran. Model yang diterapkan dengan menyajikan teks tulis dan video berisi permasalahan kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah.

Sebelum menerapkan model Discovery Learning, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku teks.

Dengan menerapkan Discovery Learning, siswa tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari video serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber lainnya.

  1. Masalah yang Dihadapi

Masalah yang dihadapi terutama adalah belum terbiasanya siswa belajar degan model Discovery Learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.

  1. Cara Mengatasi Masalah

Agar siswa yakin bahwa pembelajaran dengan Discovery Learning dapat mebuat mereka lebih meguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS).

BAB IV

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

  1. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

  1. Pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery Learning layak dijadikan praktek pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan dan kreativitas siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah. 
  2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery Learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.
  1. Rekomendasi

Berdasarkan hasil praktik pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery Learning berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.

  1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
  2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar degan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
  3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana da prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.

 

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran Seni Budaya. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Siswa Mata Pelajaran Seni Budaya. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Susanto, Drs. Heri Yonathan, M.Sn. Sito Mardowo, S.Sn., M.Pd. 2019. Paket Unit Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Budaya Bernyanyi. Jakarta: Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Raharjo, Slamet, S.Sn., M.Pd. Budi Saptoto, S.Pd., M.Pd. 2019. Paket Unit Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Budaya Menggambar. Jakarta: Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Download contoh laporan best practice seni budaya SMP PKP 2019,Disini

Demikian contoh lk-9 yang bisa kami berikan, semoga bisa menjadi refferensi, apabila membutuhkan contoh mata pelajaran lainnya silahkan tinggalkan pesan di kolom komentar

Belum ada Komentar untuk "Contoh Laporan Best Practice PKP Seni Budaya SMP 2019"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel