LK-9 Best Practice PKP SMP Mapel 2019

Lk-9 best practice merupakan sebuah tugas terakhir untuk peserta diklat PKP berbasis Zonasi, Untuk SD maupun SMP laporan ini harus dibuat sesuai dengan sistematika penulisan pada juknis PKP 2019.


Untuk memudahkan membuat laporan ini harus, seorang guru mapel SMP tentu membutuhkan format dan contoh lk-9 best practice sebagai refferensinya.

LK-9 Best Practice PKP SMP Mapel 2019
Cover Laporan LK-9 Best Practice SMP
Sama halnya dengan lk-9 best practice untuk SD yang telah kami jelaskan di artikel kami sebelumnya, laporan ini harus dibuat dalam 2 versi, yaitu soft copy dan hard copy.

Soft Copy (file) diunggah sebagai tagihan potofolio di lms PKP dan hard copy (print out) dibuat dalam bentuk makalah dan dilaporkan ke guru inti.

Bagi guru yang membutuhkan contoh lk-9 best practice mapel SMP 2019 sebagai refferensi, silahkan lihat dibawah dan unduh dalam artikel kami disini.

Contoh Lk-9 Best Practice SMP 2019

Contoh lk-9 best practice yang kami berikan ini ialah mapel bahasa inggris untuk SMP tahun 2019.

Untuk mapel lainnya seperti IPA, IPS, PPKn, Matematika, Bahasa Indonesia, Agama, dan lainnya insyaAllah akan kami susulkan dikemudian hari.

KATA PENGANTAR

Assalammualaiku m. Wr.Wb


Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan 15 Oktober 2019

Dalam penyusunan Best Practice penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat.

1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
2. Kepala SMP Negeri 1 yang telah memberi izin, kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini seluas – luasnya
3. Semua rekan guru di SMPN 1 yang telah memberi bantuan selama proses penelitian sampai dengan terwujud dalam bentuk Best Practice ini.
4. Suami dan anak - anak tercinta yang selalu memberi dukungan doa dan memberikan kekuatan dalam setiap langkah.
5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan berupa apapun dalam menyelesaikan best practice ini.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini.

Waalaikumsalam Wr.Wb

………………..

Penulis




………………..

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skitls {HOTS). Keterampilan berfikir Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) TK, kelompok kerja guru (KKG) SD dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon dalam zonasinya, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di lingkungan terdekat,seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata UNIUSBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya.

Salah satu model pembelaj aran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah Model Discovery/Inquiry Learning. Model pembelajaran
penyingkaparlpenemuan (Discovery/inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery
terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferensi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind (Fiobert
B. Sund dalam Malik, 2001:219). Setelah melaksanakan pembelaj aran tematik terpadu dengan Model Discovery/Inquiry Learning., penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika Model Discovery/Inquiry Learning. ini diterapkan pada kelas IX yang larn ternyata proses dan hasil
belalajar siswa sama baiknya. Oleh karena itu penulis melaporkan perbaikan pembelajaran
tersebut sebagai kegiatan best practice berjudul ""Implementasi pembelajaran Report Text
melalui pendekatan saintfik dengan model pembelajaran discovery /inquiry learning pada siswa
kelas IX SMP Negeri 1 ………………..tahun ajaran 2019 / 2020.

B. JENIS KEGIATAN

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui DirektoratJenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Keterampilan berfikir tingkat tinggi adalah proses berfikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis dan membangun hubungan dengan melibatkan aktifitas mental yang paling dasar yang sebaiknya dimiliki oleh seorang guru professional.

Unit Pembelajaran yang sudah tersusun diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran. Unit Pembelajaran yang dikembangkan dikhususkan untuk Pendidikan Dasar yang dalam hal ini akan melibatkan KKG SD dan MGMP SMP. Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh tim penyusun yang berasal dari PPPPTK, LPMP, maupun Perguruan Tinggi dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif dalam mewujudkan penyelesaian Unit Pembelajaran ini

C. MANFAAT KEGIATAN

Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) TK, kelompok kerla guru (KKG) SD dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon dalam zonasinya, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragamin mutu pendidikan di lingkungan terdeka! seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya.

Semoga Unit Pembelajaran ini bisa menginspirasiguru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi.
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

A. TUJUAN DAN SASARAN

TUJUAN
1. Untuk meningkatkan efisiensi. efektlvitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi.
2. menginspirasiguru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi

SASARAN
Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG)TK, kelompok kerja guru (KKG) SD dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon dalam zonasinya, Semoga Unit Pembelajaran ini bisa menginspirasiguru untuk mengembangkan materidan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi upaya yang kita lakukan.

B. BAHAN DAN MATERI
Bahan / Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas IX untuk tema Report Text berikut ini

Bahasa Inggris

3.9 Membandingkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks information report lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait mata pelajaran lain di Kelas IX, pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks penggunaannya

4.9.Teks Information Report
Menangkapmakna secara kontekstual terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks information report lisan dan tulis, sangat pendek dan sederhana, terkait topik yang tercakup dalam mata pelajaran lain di Kelas IX

Menyusun teks information report lisan dan tulis, sangat pendek dan sederhana, terkait topik yang tercakup dalam mata pelaiaran lain di Kelas IX, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks


C. METODE/CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Metode
1. Penggunaan aspek HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan Kecapakan Abad 2l di dalam proses pembelajaran.
2. Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M) yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Lalu optimalisasi peran guru dalam melaksanakan pembelajaran abad 21dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Selanjutnya ada integrasi literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar mengajar (PBM). Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara kontekstual dengan menggunakan model, strategi, metode, dan teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar {KD) agar tujuan pembelajaran tercapai.Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan kecakapan abad 21- kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1) Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan {4} Creative and lnnovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 {mengaplikasikan) dan C-4 {mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-5 (mengkreasi).Penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi.Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-13 yang telah dilakukan selama ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran, Pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 {4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara sadar ataupun tidak sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi siswa.

D. Alat/lnstrumen

Model-model pembelajaran yang sudah banyak dikenal oleh guru, guru pun diharapkan untuk
menggunakan atau mengembangkan mode-model pembelajaran yang lebih variatif agar pembelajaran lebih, menyenangkan dan menantang.Pembelajaran yang HOTS ditindaklanjuti dengan penilaian HOTS. Soal-soal yang diberikan harus mengukur ketercapaian siswa pada ranah C-4, C-5, dan C-6, disesuaikan dengan KKO yang telah ditetapkan pada RPP. Instmmen test yang digunakan bisa dalam bentuk soal Pilihan Ganda (PG) atau uraian. Soal PG dan HOTS yang berorientasi pada HOTS tentunya bukan sekedar menanyakan sekedar menanyakan "apa?",
"siapa?", "kapan?" dan "dimana?", tetapi menanyakan "mengapa?" dan "bagaimana?". Berdasarkan kepada hal tersebut, maka guru harus banyak membiasakan soal-soal HOTS kepada siswa, agar siswa terbiasa mengasah nalar, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan solutif.
Media pembelajaranyang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (a) contoh Report Text berjudul "Is Television Good or Bad?", (b) buku guru dan buku siswa when english rings the bell, kelas IX kemendikbud 2017 Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan uraian singkat.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan

Waktu kegiatan
Best practice ini dilaksanakan pada tanggal 7 sampai 11 oktober tahun 2019 bertempat di SMP
Negeri 1

BAB III HASIL KEGIATAN

Diimplementasikannya kurikulum 2013 (K-13) membawa konsekuensi guru yang harus semakin berkualitas dalam  melaksanaan kegiatan pembelajaran. Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M) yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Lalu optimalisasi perim guru dalam melaksanakan pembelajaran abad 21 dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Selanjutnya ada integrasi literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar mengajar (PBM). Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara kontekstual dengan menggunakan model, strategi, metode, dan teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar (KD) agar tujuan pembelajaran tercapai.

Pembelajaran abad 21secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan kecakapan abad 2l kepada peserta didik, yaiu 4C yang meliputi: (l) Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4) Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yangtelah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).Penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran abad,2l (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalanrangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi.Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-l3 yang telah dilakukan selama ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran. Pendekatan saintifrk, pembelajaran abad 2l (4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara sadar ataupun tidak sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi siswa.

Masalah yang dihadapi terutama adalah belum terbiasanya siswa belajar degan model discovery learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapr ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah. Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan Discovery Learnng. dapat membuat mereka lebih meguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills HOTS).

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery learning layak dijadikan praktik baik pembeljaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2. Dengan penlusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK,  literasi, dan kecakapan abad 21.


B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery
learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya.Halini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk merterapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teorj. Kemampuan belajar degan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa)
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA


Download Contoh laporan lk-9 best practice PKP SMP 2019, Disini 

1. Contoh Best Practice PKP BK, Ambil File

2. Contoh Best Practice PKP Bahasa Inggris, Ambil File

3. Contoh Best Practice PKP Seni Budaya, Ambil File

4. Contoh Best Practice PKP Matematika, Ambil File

5. Contoh Best Practice PKP IPA, Ambil File

6. Contoh Best Practice PKP IPS, Ambil File

7. Contoh Best Practice PKP PJOK, Ambil File

8. Contoh Best Practice PKP Bahasa Indonesia, Ambil File

Ikuti Halaman kami untuk update info Diklat PKP, K13 dan Berkas Guru Lainnya, Disini

Demikian informasi tentang LK-9 best praktice PKP SMP 2019 kami sampaikan, semoga bisa menjadi refferensi bagik teman-teman guru dimanapun berada, terima kasih.

Belum ada Komentar untuk "LK-9 Best Practice PKP SMP Mapel 2019"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel